Jumat, 01 April 2011

PASUKAN KHUSUS TNI AD,AL,AU

TNI Angkatan Darat


  • KOPASUS   
 Komando Pasukan Khusus atau Kopassus merupakan Bala Pertahanan Pusat yang memiliki kemampuan bergerak dengan cepat di setiap medan, kemahiran menembak secara tepat dan kekompakan tim, merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap prajurit Kopassus.
Kopassus sebagai Komando Utama Pembinaan, berkedudukan langsung di bawah Kasad. Sedangkan sebagai Komando pelaksana operasional, berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI.
Tugas Pokok Kopassus adalah membantu Kasad dalam membina fungsi dan kesiapan oeprasioanl pasukan khusus serta menyelenggarakan Operasi Komando, Operasi Yudha dan Operasi Penanggulangan Teror sesuai perintah Panglima TNI dalam rangka mendukung Tugas Pokok TNI.




  • TONTAIPUR
Peleton Intai Tempur (Tontaipur) merupakan satuan elite Kostrad terbaru, diresmikan pada tanggal 4 Agustus 2001. Setelah latihan secara intensif selama lima bulan, 97 pasukan yang diseleksi dari Brigade Infantri 9 dan Brigade Infantri 13 Kostrad menjadi prajurit-prajurit pertama satuan elite ini.
Sesuai kualifikasinya, Tontaipur akan diterjunkan untuk misi pengintaian jarak jauh ke wilayah musuh dan melakukan penghancuran terhadap sasaran-sasaran penting. Diantara perlengkapan yang dibawa, mereka akan dibekali senapan serbu khusus berikut teropong bidik malam (NVG, night vision goggle). Tiap personel Tontaipur ini memiliki kemampuan operasi sekaligus di tiga matra, yakni di darat, laut, dan udara.
Uji coba pertama bagi Tontaipur adalah operasi penumpasan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).


  • BATALYON RIDER
Batalyon Raider adalah satu batalyon pasukan elit infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI). Sepuluh batalyon raider yang diresmikan pada 22 Desember 2003 itu, dibentuk dengan membekukan 8 yonif pemukul Kodam dan 2 yonif Kostrad. Sebagai kekuatan penindak, kekuatan satu batalyon raider (yonif/raider) setara tiga kali lipat kekuatan satu batalyon infanteri (yonif) biasa di TNI.
Setiap batalyon raider terdiri atas 747 personel. Mereka memperoleh pendidikan dan latihan khusus selama enam bulan untuk perang modern, anti-gerilya, dan perang berlarut. Tiap-tiap batalyon ini dilatih untuk memiliki kemampuan tempur tiga kali lipat batalyon infanteri biasa. Mereka dilatih untuk melakukan penyergapan dan mobil udara, seperti terjun dari helikopter.
50 orang personel diantara 747 orang personel dalam satu batalyon Raiders memiliki kemampuan anti teror dan keahlian-keahlian khusus lainnya. Keahlian tersebut mereka dapatkan setelah mengikuti pendidikan yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Grup 3 KOPASSUS) yang bertempat di Batujajar, Jawa Barat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan pasukan raiders


TNI Angkatan Laut

  • KESATUAN GURITA
Kesatuan Gurita merupakan bagian dari TNI AL berbasis di jakarta. Peran utama mereka adalah di lepas pantai kontra-terorisme terhadap pembajakan pengiriman dan instalasi minyak. didirikan sekitar tahun 1982. menjalani pelatihan penyelamatan sandera terbatas.
  • KOPASKA
Komando Pasukan Katak atau lebih dikenal dengan sebutan Kopaska didirikan 31 Maret 1962 oleh Presiden Sukarno untuk mendukung kampanye militer di Irian Jaya.
Kopaska berkekuatan 300 orang. Satu grup di Armada Barat di Jakarta, dan satu grup di Armada Timur di Surabaya. Tugas utama mereka adalah menyerbu kapal dan pangkalan musuh, menghancurkan instalasi bawah air, penyiapan perebutan pantai dan operasi pendaratan kekuatan amfibi.
Komando Pasukan Katak disingkat KOPASKA adalah pasukan khusus dari TNI Angkatan Laut. Semboyan dari korps ini adalah "Tan Hana Wighna Tan Sirna" yang berarti "tak ada rintangan yang tak dapat diatasi". Korps ini secara resmi didirikan pada 31 Maret 1962 oleh Presiden Indonesia waktu itu Soekarno untuk membantunya dalam masalah Irian Jaya. Pasukan khusus ini sebenarnya sudah ada sejak 1954.
Bapak dari Kopaska adalah Kapten Pelaut Iskak dari sekolah pasukan katak angkatan laut di pangkalan angkatan laut Surabaya. Tugas utama dari pasukan ini adalah peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia kekapal lawan dan sabotase pangkalan musuh, torpedo berjiwa (kamikaze), penghancuran instalasi bawah air, pengintaian, mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar serta antiteror di laut/maritime counter terorism . Jika tidak sedang ditugaskan dalam suatu operasi, tim tim Detasemen Paska dapat ditugaskan menjadi pengawal pribadi VIP seperti Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.


  • DENJAKA
Menelusuri sejarah Detasemen Jala Mangkara (Denjaka), bermula pada 4 Nopember 1982, ketika KSAL membentuk organisasi tugas dengan nama Pasukan Khusus AL (Pasusla). Keberadaan Pasusla didesak oleh kebutuhan akan adanya pasukan khusus TNI AL guna menanggulangi segala bentuk ancaman aspek laut. Seperti terorisme, sabotase, dan ancaman lainnya.
Pada tahap pertama, direkrut 70 personel dari Intai Amfibi (Taifib) dan Pasukan Katak (Paska). Komando dan pengendalian pembinaan di bawah Panglima Armada Barat dengan asistensi Komandan Korps Marinir. KSAL bertindak selaku pengendali operasional. Markas ditetapkan di Mako Armabar.
Melihat perkembangan dan kebutuhan satuan khusus ini, KSAL menyurati Panglima TNI yang isinya berkisar keinginan membentuk Detasemen Jala Mangkara. Panglima ABRI menyetujui dan sejak itu (13-11-1984), Denjaka menjadi satuan Antiteror Aspek Laut. Merunut keputusan KSAL, Denjaka adalah komando pelaksana Kormar yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan kemampuan dan kekuatan dalam rangka melaksanakan operasi antiteror, antisabotase, dan klandesten aspek laut atas perintah Panglima TNI.
Pola rekrutmen Denjaka dimulai sejak pendidikan para dan komando. Selangkah sebelum masuk ke Denjaka, prajurit terpilih mesti sudah berkualifikasi Intai Amfibi. Dalam menjalankan aksinya, satuan khusus ini dapat digerakkan menuju sasaran baik lewat permukaan/bawah laut maupun lewat udara. TNI AL masih memiliki satu pasukan khusus lagi, yaitu Komando Pasukan Katak (Kopaska). Kedua satuan pernah beberapa kali melakukan latihan gabungan dengan US Navy SEAL.
  •  TAIFIB
 Batalyon Intai Amfibi atau disingkat YonTaifib adalah satuan elit dalam Korps Marinir seperti halnya Kopassus dalam jajaran TNI Angkatan Darat. Dahulunya satuan ini dikenal dengan nama KIPAM (Komando Intai Para Amfibi). Untuk menjadi anggota YonTaifib, calon diseleksi dari prajurit marinir yang memenuhi persyaratan mental, fisik, kesehatan, dan telah berdinas aktif minimal dua tahun. Salah satu program latihan bagi siswa pendidikan intai amfibi, adalah berenang dalam kondisi tangan dan
 Pasukan Intai Amfibi (Taifib) Marinir diresmikan menjadi salah satu pasukan khusus yang dimiliki TNI AL oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Achmad Rifai di Bumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Senin (8/3).

Peresmian predikat pasukan khusus sekaligus penyerahan pataka (bendera kesatuan) Pasukan Marinir I dari Komandan Kormar kepada Komandan Pasmar I Brigjen TNI (Mar) Baharudin itu dimeriahkan dengan atraksi pembebasan sandera oleh delapan anggota Taifib yang terjun dari pesawat udara. Mereka kemudian membebaskan sandera dengan menggunakan stabo (tali) ke helikopter.

Komandan Kormar kepada wartawan mengaku bangga dan beriterima kasih atas pemberian predikat khsusus dari Kasal Laksamana TNI Bernard Kent Sondakh itu kepada Taifib. Dengan demikian, maka TNI AL kini memiliki dua pasukan khusus, yakni Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Taifib.

"Pemberian predikat pasukan khusus ini memang pantas bagi Taifib karena pasukan ini telah menunjukkan prestasi luar biasa di medan pertempuran. Pembentukan Taifib ini sejak awal untuk mendukung operasi amfibi TNI AL, yakni ditugaskan mencari lokasi pendaratan dan pembersihan lokasi itu dari musuh," katanya.

Menurut dia, prajurit yang direkrut menjadi anggota Taifib itu melalui seleksi yang sangat ketat dari anggota Marinir, yakni melalui psikotes, mental dan fisik yang prima. Selain itu umur prajurit Taifib juga menjadi pertimbangan, yakni antara 20 hingga 35 tahun.

Dikatakannya, dengan predikat barunya itu, maka akan memberi pengaruh pada prajurit Taifib, yakni kenaikan gaji berkalanya menjadi dua kali masa kerja dan mendapat jaminan asuransi dari Bumiputera kalau gugur di medan pertempuran.

Ditanya mengenai hubungan dengan pasukan Detasemen Jalamangkara (Denjaka), Komandan Kormar mengatakan, Denjaka yang anggotanya direkrut dari Marinir dan Kopaska merupakan pasukan antiteror dan pasukan elit TNI AL yang berada di bawah Panglima TNI, meskipun pembinaannya di bawah TNI AL, sedangkan Taifib di bawah Kasal. 
TNI Angkatan Udara

  • Korp PHASKAS


Korps Pasukan Khas TNI Angkatan Udara (disingkat Korpaskhasau, Paskhas atau sebutan lainnya Baret Jingga), merupakan pasukan (khusus) yang dimiliki TNI-AU. Paskhas merupakan satuan tempur darat berkemampuan tiga matra: laut, darat, udara. Dalam operasinya, tugas dan tanggungjawab Paskhas lebih ditujukan untuk merebut dan mempertahankan pangkalan udara dari serangan musuh, untuk selanjutnya menyiapkan bagi pendaratan pesawat kawan. Kemampuan ini disebut dengan Operasi Pembentukan dan Pengoperasian Pangkalan Udara Depan (OP3UD).
Setiap prajurit Paskhas diharuskan minimal memiliki kualifikasi Para Komando (Parako) untuk dapat melaksanakan tugas secara professional, kemudian ditambahkan kemampuan khusus kematraudaraan sesuai dengan spesialisasinya. Warna jingga sebagai warna baret Paskhas terinspirasi dari sinar cahaya jingga saat terbitnya fajar di daerah Margahayu, Bandung, yaitu tempat pasukan komando ini dilatih
  • DEN Bravo-90 PASKHAS
Detasemen Bravo 90 (disingkat Den Bravo-90) terbilang pasukan khusus Indonesia yang paling muda pembentukannya. Baru dibentuk secara terbatas di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI-AU pada 1990, Bravo berarti yang terbaik. Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/instalasi serta alutsista-nya di darat daripada harus bertempur di udara. Motto: Catya Wihikan Awacyama Kapala artinya Setia, Terampil, Berhasil
Dikukuhkan pada tanggal 16 September 1999 oleh KSAU Marsekal Hanafie Asnan. Dalam melaksanakan operasinya, Bravo dapat juga bergerak tanpa identitas. Bisa mencair di satuan-satuan Paskhas, atau seorang diri. Layaknya dunia intelijen Bukan main-main, Bravo-90 juga melengkapi personilnya dengan beragam kualifikasi khusus tempur lanjut, mulai dari combat free fall, scuba diving, pendaki serbu, teknik terjun HALO (High Altitude Low Opening) atau HAHO (High Altitude High Opening), para lanjut olahraga dan para lanjut tempur (PLT), dalpur trimedia (darat, laut, udara), selam, tembak kelas 1, komando lanjut serta mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dengan sarana multimedia. Pasukan elit ini juga kebagian jatah untuk berlatih menembak dengan menggunakan peluru tajam tiga kali lipat lebih banyak dari pasukan reguler lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk melatih ketepatan dan kecepatan mereka untuk bertindak dalam waktu sepersekian detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar